INGAT YA...!!! Menikah Itu Masalah Berjuang Berdua,,,Tidak Cukup Bila Hanya Romantisme Semata...



Menikah memanglah menjadi yang diimpikan beberapa orang. Sebelum menikah, kemapanan memang menjadi hal yang diperhitungkan. Wajar apabila ada pemikiran demikian. Dikarenakan ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, mulai dari resepsi, tempat tinggal, kendaraan, pendapatan bulanan, sampai asuransi pendidikan untuk anak-anakmu nantinya. Tidak ada yang salah dengan itu.

Namun kemapanan tidak berarti anda dan pasangan dapat langsung hidup bergelimpangan harta sesudah menikah. Layak untuk kamu tahu bila membangun biduk rumah tangga juga masalah perjuangan bersama-sama. Dikarenakan di situlah, anda serta pasanganmu nantinya belajar untuk saling memperkuat. Lewati susah-senangnya bersama-sama serta nikmati manis-getirnya berdua.

1. Dimulai dari nyicil KPR berdua. Kelak cerita berhemat untuk nyicil tempat tinggal ini jadi nostalgia manis serta dapat anda ceritakan ke anak-cucumu kelak. 
Mempunyai tempat tinggal sendiri pasti yang di cita-citakan banyak pasangan muda. Tidak kecuali anda. Anda yang bergerak ke arah pelaminan. Bahkan juga anda yang jomblo pasti juga berkhayal bila menikah nanti tentu menginginkan mempunyai tempat tinggal sendiri. Apabila masalahnya anda dan calon pasangan mentok di dana untuk membeli tempat tinggal, maka jalan keluarnya yaitu dengan bekerja bersama-sama bahu-membahu menyicil KPR. Untuk masalah yang satu pasti membutuhkan banyak pengorbanan. Anda serta pasangan yang waktu pacaran rajin hang out setiap malam mingguan, sesudah menikah semestinya harus sebagian fikir dahulu. Namun berduaan dirumah angsuran dengan bertemankan nasi goreng bikinan pasangan, bukankah hal yang romantis?

2. Keinginan untuk mempunyai mobil terlambat dikarenakan harus nyicil tempat tinggal. Toh masihlah ada motor yang setia temani kalian mengambil langkah.
Untuk miliki tempat tinggal yang diimpikan, sementara biaya ngepas, jadi keinginan untuk mempunyai mobil harus juga terlambat. Alhasil anda serta pasangan kemana saja naik motor. Naik motor walaupun terkadang kehujanan, namun itu juga event yang dapat anda kenang. Ditengah pasangan lain yang masihlah dapat suntikan dana dari orang-tua, anda serta pasangan malah pilih untuk menikmati perjuangan berdua.

3. Atau romantisan di angkutan umum berdua. Pulang kerja janjian
ketemuan di halte. Tidak apa-apa, dinikmati saja..

Seringkali anda dan pasangan pilih untuk naik angkutan umum saja. Halte jadi tempatmu dan pasangan bertemu di penghujung hari. Kebiasaan kerja yang capek perlahan-lahan hilang, bersamaan serunya anda dan pasangan bertukar cerita. Orang mengatakan itu miris, namun bagimu itu kebahagiaan. Lantaran anda bersyukur dapat melewati ini dengan orang yang tepat.

4. Bahkan juga istilah yang dangdut banget, sepiring berdua jadi moment indah yang pasti akan senantiasa terkenang.
Arti sepiring berdua yang dahulu sering anda dengar, saat ini benar anda dan pasangan rasakan. Alih-alih merasa malu omongan orang, anda dan pasangan cuek saja. Toh anggap saja dunia milik kalian berdua. Event miris tetapi romantis ini akan selamanya terkenang.

5. Tidak selamanya permasalahan financial jadi bencana. Moment ini malah jadi peluang anda serta dia untuk saling memperkuat.
Mengarungi biduk rumah tangga tidak semudah naik sepeda bebek di taman hiburan. Terkadang banyak cobaan yang harus anda serta pasangan lewati. Kesulitan finansial yang sedikit berat misalnya. Waktu tersebut justru ajang bagimu dan pasangan untuk saling memperkuat. Saling berbagi tangis serta pelukan. Serta yakin akan ada pelangi sesudah hujan.

6. Ini bukanlah narasi utopia, dikarenakan sesungguhnya banyak pasangan hebat yang terlebih dahulu mencecap getirnya berumah tangga. Pasangan ini buktinya.
Anda pastinya tahu dong cerita cinta Ridwan Kamil, Wali Kota Bandung, dengan sang istri, Atalia Praratya. Kang Emil menikah di umur yang termasuk muda untuk umur cowok, yaitu 25 th. serta sang istri 23 th.. Menikah di waktu keadaan ekonomi yang belum demikian mapan jadi tantangan sendiri. Dipecat serta kerja serabutan untuk menafkahi keluarga di negeri orang sudah pernah Kang Emil alami. Bahkan sang istri harus melahirkan anak pertama mereka di satu tempat tinggal sakit gratis, spesial untuk warga yang kurang mampu.

Kang Emil dan istrinya kini dapat menunjukkan kalau melalui manis-getirnya berumah tangga itu mungkin saja arena untuk saling memperkuat kok.

Menikah di waktu kamu serta calon pasangan sudah mapan, pasti yang diimpikan kebanyakan orang. Namun, saat takdir mengharuskanmu serta dia untuk berjuang bersama-sama, lalu apa yang anda takutkan? Bila ternyata dia benar-benar orang yang tepat, dengannya perihnya hidup dapat diubah menjadi anugerah…